Siapa yang tidak pernah lupa? Ya, lupa rasa-rasanya adalah hal yang sangat manusiawi. Mulai dari hal sepele seperti lupa di mana menaruh kacamata, hingga lupa yang berakibat fatal seperti lupa memenuhi janji penting. Sebagai orang muda, lupa lebih banyak disebabkan oleh kurangnya konsentrasi. Hal ini berbeda dengan lupa pada orang lanjut usia, yang dikenal dengan istilah pikun. Orang lanjut usia bisa sampai mengalami lupa yang parah, tidak ingat di mana ia tinggal, lupa terhadap orang-orang terdekatnya, atau lupa apa yang baru saja dilakukan. Kalau lupanya tentang hal sepele sih lazim, tapi lupa akan hal penting tentunya juga bukan pertanda kondisi kesehatan yang baik.
Pikun dalam istilah medis disebut dengan demensia. Istilah ini menggambarkan sekelompok gejala yang terdiri dari defisit memori, gangguan penilaian, disorientasi, dan perubahan tingkah laku, sehingga menyebabkan seseorang kehilangan fungsinya. Demensia terjadi pada kondisi kesadaran penuh dan merupakan penanda kekronisan adanya disfungsi kognitif. Demensia biasanya berkaitan dengan usia lanjut, sementara lupa pada usia muda lebih banyak disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat.
Di usia muda, seseorang biasanya sedang dalam puncak produktivitasnya. Hal ini ditandai dengan padatnya aktivitas yang menyita waktu dan pikiran. Wajar kalau sesekali saat kondisi fisik kurang fit, konsentrasi menjadi terganggu, dan akhirnya menjadi mudah lupa. Lupa yang terjadi di usia muda dikenal dengan Short Term Memory Loss atau Short Memory Syndrome (SMS). Orang dengan SMS akan lupa terhadap tindakan yang baru saja dilakukannya, atau lupa pada kejadian yang baru saja terjadi. Beberapa hal yang dapat menyebabkan otak kesulitan merekam memori baru adalah:
- Kurang tidur
- Defisiensi nutrisi (kekurangan vitamin B1 dan B12)
- Penggunaan zat (rokok, alkohol, narkotika)
- Stres akibat beban kerja yang tinggi dan berat di usia muda.
- Adanya peredaran darah ke otak yang terganggu (penyempitan atau sumbatan pembuluh darah)
- Trauma kepala (benturan)
Setelah membaca uraian di atas, tampak bahwa kemampuan otak mengingat sangat dipengaruhi oleh gaya hidup. Dengan membagi waktu secara cukup untuk aktivitas dan istirahat, memenuhi kebutuhan gizi, serta menghindari penggunaan zat yang merugikan, akan dapat meningkatkan fungsi otak dalam merekam memori.
Dalam memenuhi kebutuhan gizi, konsumsi vitamin B1 dan B12 sangat penting untuk mencegah mudah lupa. Sementara makanan yang banyak mengandung MSG (monosodium glutamat) sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan kematian sel-sel otak, sehingga mengurangi kapasitas otak untuk merekam memori. Menghindari junk food dan makanan yang mengandung kolesterol tinggi juga penting dilakukan, sebab kolesterol dapat menghambat peredaran darah ke otak. Olahraga yang dilakukan secara teratur seperti senam ataupun jalan kaki dapat berguna untuk menurunkan jumlah timbunan kolesterol dalam tubuh.
Usaha lain yang dapat dilakukan agar tidak mudah lupa adalah dengan memberikan stimulasi untuk otak. Caranya bisa melalui permainan catur, puzzle, dan teka-teki silang. Permainan tersebut dipercaya dapat meningkatkan daya ingat seseorang. Apabila Anda merasa mudah lupa, ada baiknya untuk memeriksakan diri ke dokter dan mencari tahu penyebabnya. Di Klinik Angsamerah, kami menyediakan layanan konsultasi dengan psikolog, psikiater, maupun hipnoterapis yang selalu sedia membantu Anda. Stay healthy and stay positive!
Sumber:
Tipsntrik.com
Written by:
Dewinta Christy Ambaruni, Amd.Keb
dr. Gina Anindyajati
g.anindyajati@angsamerah.com
Angsamerah Clinic
Graha Media Building Lt.2
Jl. Blora 8-10, Menteng, Jakarta Pusat 10310
+6221-3915189
customer@angsamerah.com