Kisah Semangat Anak Rantau di Aceh

Tak perlu binggung kemana menghabiskan malam akhir pekan. Mampir saja ke cafe Pante Pirak Bakery and restaurant, kawasan pertokoan simpang lima Banda Aceh.

Di sana sekelompok anak muda siap menghibur anda dengan pertunjukkan musik live. Messa Band, nama grup musik para mahasiswa itu. Menurut Muhammad Reza, sang manager, Messa terbentuk dari keinginan bermain musik profesional.

“Awalnya kita tidak kenal satu sama lain, tapi kemudian kita merasa cocok dan kemudian bersepakat untuk bergaung dalam sebuah wadah,” kata Reza.

Para personil Messa yakni Reza vokalis, Zulirfan Malao memainkan keyboard, Zulkifli dan Yuril memetik gitar, Ansarullah pemain bass dan Adil penabuh drum.

Lucunya, nama Messa dari rasa senasib para personil. Semuanya, anak rantau. “Kami mahasiswa dan tinggal di mess, jadi memilih nama Messa,” jelas Reza sambil tersenyum sumringah.

Sejak terbentuk pada Juli tahun 2008 lalu, Band Messa sudah memulai menunjukkan debutnya. Selain pertunjukkan live, juga sudah merilis single-single bertajuk cinta dengan aliran musik pop rock.

Zulirfan Malao, salah seorang personil, menyebutkan beberapa single yang sudah dirilis diantaranya, lagu berjudul Rasa Hati, Menanti, dan Kasih. Selain itu, Messa juga rajin berkompetisi.

Sebagai mahasiswa, tentu saja bukan ’cinta-cintaan’ saja yang diurus. Messa menunjukkan idealisme-nya lewat musik. Tahun lalu, mereka menjadi juara dua lomba jingle anti korupsi yang diselenggarakan oleh KPK di Aceh.

Mempertahankan keberadaan band menjadi hal utama dalam setiap perjalanan Messa. “Kita selalu mengutamakan diskusi dan demokrasi untuk setiap upaya penyelesaian masalah di band,” jelas Reza.

Masih banyak mimpi yang harus diwujudkan oleh Messa, diantaranya menjadi band papan atas di blantika musik indonesia. “Itu mimpi kami, dan kami berharap itu bisa terwujud, meski jalannya masih panjang,” ungkap Reza.

sumber : acehkita.com

Lihat Juga:
Restoran













.