PEMERIKSAAN FISIK IBU

PEMERIKSAAN FISIK IBU
By. Eny Retna Ambarwati



1. Tujuan
a. Untuk mengetahui keadaan kesehatan umum ibu
b. Untuk mengetahui adanya kelainan
2. Persiapan alat
a. Tempat tidur
b. Senter
c. Thermometer
d. Stetoskop
e. Tensimeter
f. Jam
g. Hammer
h. Sarungtangan i. Tissue
j. Bengkok
k. Timbangan berat badn
l. Handuk
m. Tempat cuci tanganl
n. Larutan chlorin 0,5%
o. Pengukur tinggi
p. Kapas sublimat
3. Prosedur
a. Jelaskan pada ibu maksud dan tujuan dilakukan pemeriksaan
b. Susunlah alat secara ergonomis untuk memudahkan dalam bekerja
c. Cuci tangan
d. Atur posisi pasien senyaman mungkin (berbaring pada tempat tidur yang rata)
e. Lakukan penilaian secara sistematis keadaan umum pasien, dengan melakukan inspeksi terhadap keadaan umum, status nutrisi, warna kulit, tekstur kulit dan pigmentasi.
f. Lakukan pemeriksaan pada kepala dan wajah, dengan melakukan inspeksi dan palpasi pada kepala dan kulit kepala untuk melihat kesimetrisan, warna rambut, adakah pembengkakan, kelembapan, lesi, edema dan bau.
g. Lakukan inspeksi pada wajah apakah ada cloasma, pembengkakan palpebra
h. Lakukan pemeriksaan pada mata : melihat pergerakan bola mata, posisi dan kesejajaran mata, kelainan pada bola mata, sklera dan conjungtiva (apakah tampak ikterus pada sklera dan apakah tampak anemi pada konjungtiva), inspeksi adakah sekret pada sklera dan konjungtiva.
i. Lakukan inspeksi pada hidung dari arah depan dengan memeriksa septum hidung berada ditegah atau tidak, adakah benda asing, sekret hidung, perdarahan, polip.
j. Lakukan pemeriksaan pada mulut dan kerongkongan, dengan melakukan inspeksi untuk melihat :
1) Rongga mulut : diperiksa adakah stomatitis, kemampuan menggigit, mengunyah dan menelan.
2) Bibir : warna, simetris, lesi, kelembapan, pengelupasan dan bengkak
3) Gusi : warna dan edema
4) Gigi geligi : karang gigi, caries, sisa gigi
5) Lidah : kotor, warna, kesimetrisan, kelembapan, luka, bercak dan pembengkakan
6) Kerongkongan : peradangan, tonsil, lendir/sekret.
k. Lakukan inspeksi pada telinga dengan melihat canalis bersih atau tidak, radang, cairan yang keluar, adakah benda asing.
l. Lakukan pemeriksaan pada leher :
1) Lakukan inspeksi untuk melihat kesimetrisan, pergerakan, adakah massa, kekakuan leher
2) Lakukan pemeriksaan pada kelenjar tyroid yaitu dengan melakukan inspeksi untuk melihat besarnya kelenjar tyroid dan juga bentuknya, lakukan palpasi dengan cara satu tangan dari samping atau dua tangan dari arah belakang. Lalu jari-jari meraba permukaan kelenjar dan pasien diminta untuk menelan, bila yang teraba saat diminta ikut tertelan hal itu menandakan benar adanya bahwa yang teraba adalah kelenjar tiroid yang membesar.
3) Lakukan palpasi pada vena jugularis untuk melihat tekanannya juga untuk melihat apakah vena jugularis tersebut mengembang secara nyata
4) Lakukan inspeksi dan palpasi pada leher adakah pembesaran kelenjar limfe. Bila ada tentukan ukuran, bentuk, mobilitas dan konsistensi.

m. Lakukan pemeriksaan pada dada dengan cara :
1) Lakukan inspeksi apakah pola pernafasan normal. Adakah tanda-tanda ketidaknyamanan bernafas.
2) Lakukan auskultasi pada dinding thoraks dengan menggunakan stetoskop yaitu pasien diminta untuk bernafas cukup dalam dengan mulut terbuka lalu letakkan stetoskop secara sistematis dari atas ke bawah dengan membandingkan antara kiri dan kanan.
3) Lihat bentuk payudara, kesimetrisan, adanya benjolan atau tidak, bentuk puting susu, areola mamae.
n. Lakukan inspeksi dan palpasi pada daerah ketiak (lihat adakah benjolan atau pembesaran kelenjar getah bening.
1. Lakukan pemeriksaan pada abdomen dengan cara :
1) Lakukan inspeksi untuk mengamati bentuk abdomen membusung atau datar, umbilikus menonjol/tidak, adakah bayangan bendungan vena dikulit abdomen, apakah ada benjolan/massa, strie, warna, ketebalan lemak.
2) Lakukan auskultasi dengan cara meletakkan stetoskop pada daerah epigastrium dan 4 kuadran abdomen, lalu dengarkan periltastik usus (normal 5-35)
3) Lakukan palpasi, sebelumnya menanyakan kepada pasien adakah bagian perut yang sakit, bila ada maka bagian tersebut dipalpasi terakhir. Melakukan palpasi abdomen dimulai dari palpasi umum di seluruh dinding abdomen untuk mencari tanda nyeri umum (peritonitis, pankreatitis). Lalu cari dengan perabaan ada/tidak massa, benjolan (tumor). Melakukan pemeriksaan turgor kulit, lalu melakukan palpasi berikut ini :
a) Lakukan palpasi hepar dengan menggunakan jari tangan kanan dimulai dari kuadran kanan bawah berangsur-angsur naik mengikuti irama nafas dan gembungan perut serta berusaha merasakan sentuhan tepi hepar pada tepi jari telunjuk. Bila normal maka hepar tidak teraba.
b) Lakukan palpasi lien dengan cara bimanual dimana jari-jari tangan kiri mengangkat dengan cara mengait dinding perut kiri atas dari arah belakang, sedangkan tangan kanan berupaya merapa lien (bila normal maka tidak akan teraba).
c) Lakukan perkusi abdomen dengan cara mengetuk, jari tengah tangan kiri ditempelkan di dinding abdomen, massa padat atau cair akan menimbulkan suara pekak.
d) Lakukan perkusi ginjal didinding abdomen belakang pada sudut costo vertebral dengan dialasi telapak tangan kiri, maka kita lakukan perkusi dengan sisi ulnar kepalan tangan kanan.
2. Lakukan pemeriksaan ekstremitas dengan cara :
1) Lakukan inspeksi pada ekstremitas adakah edema, bila ada maka lakukan pemeriksaan dengan penekanan pada daerah yang dianggap ada edema, bila ada cekungan maka hal tersebut menandakan adanya edema.
2) Lakukan inspeksi adakah varises
3) Melakukan perkusi
a) Reflek bisep
Pegang lengan pasien yang disemifleksikan sambil menempatkan ibu jari diatas tendon otot biseps ibu jari kemudian diketok, hal ini dapat mengakibatkan gerakan fleksi lengan bawah, apabila ada kontraksi menandakan bahwa refleksi otot baik.
b) Reflek trisep
Pegang lengan bawah pasien dalam posisi semi fleksi. Setelah itu diketok pada tendon insersim trisep. Yang berada sedikit diatas olekranon. Apabila lengan bawah mengadakan gerakan ekstensi dan ada kontraksi menendakan bahwa reflek otot baik.
c) Ekstremitas bawah
Tungkai difleksikan dan digantung, misalnya pada tempat tidur. Kemudian diketuk pada tendon musculus kuadriceps femoris, dibawah atau diatas patella, biasanya dibawah patella, apabila ada kontraksi berarti reflek otot baik.
3. Periksa punggung pasien, inspeksi adakah kelainan pada spina, bagaimana bentuk bujursangkar michelis
4. Lakukan pemeriksaan genetalia dan kelenjar limfe inguinal dimana:
1) Melakukan palpasi pada kelenjar limfe, apakah teraba membesar atau nyeri
2) Melakukan inspeksi pada vulva secara keseluruhan adakah prolapsus uteri, benjolan pada kelenjar bartolini, pengeluaran pervaginam (sekret), amati warna, bau, nyeri.
5. Lakukan pemeriksaan pada anus bersamaan dengan pemeriksaan genetalia dengan melakukan inspeksi untuk mengetahui adakah hemoroid, fistula dan kebersihan.
6. Rapikan pasien
7. Bereskan alat
8. Lepas sarung tangan
9. Cuci tangan
10. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
11. Lakukan dokumentasi tindakan dan hasil pemeriksaan

Referensi :

Bobak, K. Jensen, 2005, Perawatan Maternitas. Jakarta. EGC

Elly, Nurrachmah, 2001, Nutrisi dalam keperawatan, CV Sagung Seto, Jakarta.

Depkes RI. 2000. Keperawatan Dasar Ruangan Jakarta.

Engenderhealt. 2000. Infection Prevention, New York.

JHPIEGO, 2003. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan, Buku 5 Asuhan Bayi Baru Lahir Jakarta. Pusdiknakes.

JNPK_KR.2004. Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Johnson, Ruth, Taylor. 2005. Buku Ajar Praktek Kebidanan. Jakarta. EGC.

Kozier, Barbara, 2000, Fundamental of Nursing : Concepts, Prosess and Practice : Sixth edition, Menlo Park, Calofornia.

Potter, 2000, Perry Guide to Basic Skill and Prosedur Dasar, Edisi III, Alih bahasa Ester Monica, Penerbit buku kedokteran EGC.

Samba, Suharyati, 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta. EGC













.